Senin, 08 Desember 2008

Apakah itu VoIP ?

VoIP, bagi sebagian orang sudah bisa merasakan kaidahnya, namun sebagian lagi masih harus bersusah payah menggali manfaatnya. Tidak semua orang mengerti VoIP. Namun, apakah arti sesungguhnya VoIP ?

Voice over Internet Protocol (juga disebut VoIP, IP Telephony, Internet telephony atau Digital Phone) adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data, dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa. Bentuk paling sederhana dalam sistem VoIP adalah dua buah komputer terhubung dengan internet. Syarat-syarat dasar untuk mengadakan koneksi VoIP adalah komputer yang terhubung ke internet, mempunyai kartu suara yang dihubungkan dengan speaker dan mikropon. Dengan dukungan perangkat lunak khusus, kedua pemakai komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain. Bentuk hubungan tersebut bisa dalam bentuk pertukaran file, suara, gambar. Penekanan utama untuk dalam VoIP adalah hubungan keduanya dalam bentuk suara. Jika kedua lokasi terhubung dengan jarak yang cukup jauh (antar kota, antar negara) maka bisa dilihat keuntungan dari segi biaya. Kedua pihak hanya cukup membayar biaya pulsa internet saja, yang biasanya akan lebih murah daripada biaya pulsa telepon sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) atau internasional (SLI). Pada perkembangannya, sistem koneksi VoIP mengalami evolusi. Bentuk peralatan pun berkembang, tidak hanya berbentuk komputer yang saling berhubungan, tetapi peralatan lain seperti pesawat telephone biasa terhubung dengan jaringan VoIP. Jaringan data digital dengan gateway untuk VoIP memungkinkan berhubungan dengan PABX atau jaringan analog telephone biasa. Komunikasi antara komputer dengan pesawat (extension) di kantor adalah memungkinkan. Bentuk komunikasi bukan Cuma suara saja. Bisa berbentuk tulisan (chating) atau jika jaringannya cukup besar bisa dipakai untuk Video Conference. Dalam bentuk yang lebih lanjut komunikasi ini lebih dikenal dengan IP Telephony yang merupakan komunikasi bentuk multimedia sebagai kelanjutan bentuk komunkasi suara VoIP Keluwesan dari VoIP dalam bentuk jaringan, peralatan dan media komunikasinya membuat VoIP menjadi cepat popular di masyarakat umum. Khusus untuk VoIP bentuk primitif dari jaringan adalah PC ke PC. Dengan memakai PC yang ada soundcardnya dan terhubung dengan jaringan maka sudah bisa dilakukan kegiatan VoIP. Perkembangan berikutnya adalah pengabungan jaringan PABX dengan jaringan VoIP. Disini dibutuhkan VoIP gateway. Gambarannya adalah lawan bicara menggunakan komputer untuk menghubungi sebuah office yang mempunyai VoIP gateway. Pengembangan lebih jauh dari konfigurasi ini berbentuk penggabungan PABX antara dua lokasi dengan menggunakan jaringan VoIP. Tidak terlalu dipedulin bentuk jaringan selama memakai protocol TCP/IP maka kedua lokasi bisa saling berhubungan. Yang paling komplek adalah bentuk jaringan yang menggunakan semua kemungkinan yang ada dengan berbagai macam bentuk jaringan yang tersedia. Dibutuhkan sedikit tambahan keahlian untuk bentuk jaringan yang komplek seperti itu. Pada awalnya bentuk jaringan adalah tertutup antar lokasi untuk penggunaan sendiri (Interm, Privat). Bentuk jaringan VoIP kemudian berkembang lebih komplek. Untuk penggunaan antar cabang pada komunikasi internal, VoIP digunakan sebagai penyambung antar PABX. Perkembangan selanjutnya adalah gabungan PABX tersebut tidak lagi menggunakan jaringan tertutup tetapi telah memakai internet sebagai bentuk komunikasi antara kantor tersebut. Tingkat lebih lanjut adalah penggabungan antar jaringan. Dengan segala perkembangannya maka saat ini telah dibuat tingkatan (hirarky) dari jaringan VoIP.

Senin, 01 Desember 2008

Tugas Pertekom

Generalist adalah seseorang yang memiliki sifat general, hanya mengetahui segala sesuatunya hanya pada permukaannya saja, tidak dan tidak ingin mengetahui sesuatu hal secara mendalam srta menyeluruh

Versatilist adalah seseorang yang memiliki sifat ingin tahu, oleh karena itu dia mengetahui tentang suatu hal secara mendalam dan menyeluruh. Orang ini dapat menjadi spesialis dari suatu bidang. Berpikir lebih tinggi tingkat pengetahuannya dari beberapa orang. Juga dikenal sebagai generalis spesialis

Rabu, 10 September 2008

Ranjau Darat si Buaya Darat

Waktu bangun tadi pagi, lebih tepatnya tiga perempat siang, aku kaget banget. Pasalnya, waktu beres-beres buat kuliahku kurang 10 menit lagi. Belum mandi, gosok gigi, masukin buku, dan lain-lain. Aku jadi inget kata-kata papa kalau beresin buku itu harus malem sebelumnya. Biar besok paginya nggak kalang kabut kayak angin ribut. Tapi dasar bandel, wejangan satu itu nggak pernah aku masukin kepala. Masuk kanan, keluar kanan lagi. Pada intinya nggak pernah masuk kepala. Hasilnya ? Hmm, jangan tanya. Setiap pagi pasti ada suara gubrak,gubruk,srak,sruk, dan suara aneh lainnya. Buku pelajaran ku kemana-mana, campur jadi satu kayak gado-gado.

Aku memang dari dulu berbagi meja belajar dengan adik tercinta. Kita berdua memang punya kebiasaan yang sama pula, sama-sama males memberskan meja belajar. Kebayang kan pasti susah banget buat milih atoupun milah yang mana buku aku yang mana buku dia. Pernah karena saking telatnya nih, aku buru-buru banget ke kampus. Mandi sudah dikebut-kebutin (masih pakai sabun lho ya), naik motor pun sudah kayak maling dikejar polisi. Sampai di kampus, memang nggak telat lah, dosen baru sama-sama naik tangga. Malah sempet nyapa juga.
Tapi, justru disinilah letak perkaranya. Begitu aku membuka tasku, yang aku lihat bukannya buku mata kuliah Statistik, malahan buku Seni Rupa punya adikku. Terkejut bin senam jantung lah aku. Untungnya aku duduk belakang (dasar orang Jowo, walau sial tetap cari untungnya). Lepaslah pengematan dosenku dari aku. Rada lega. Selesai ? Blom..

Ternyata hari itu dosenku memang sengaja nggak memberi catetan, supaya mahasiswanya lebih aktif katanya. Selama ini dia melihat mahasiswanya kurang banyak aktifitas kelas, mangkanya sekarang dia menyuruh mahasiswanya buat baca bab II. Kalang kabutlah aku. Mau baca buku, masak buku seni rupa yang aku baca. Mana kanan kiri aku orangnya rajin-rajin pula, jadi sungkan banget kalau seumpamanya harus pinjem salah satu dari mereka. Otak diputar, bagaimana caranya biarpun aku nggak bisa sekalipun, tapi ada etalase buku di atas mejaku supaya sang dosen nggak marah.

Dasar biang nya suudzon (bahasa arabnya berpikiran jelek,red). Nyokap bilang kalau kamu mikir hal yang jelek, pasti jadinya jelek juga. Terbukti !!. Si Dosen yang tadinya anteng kayak macan tidur, tiba-tiba dateng menghampiri mejaku. Dia dateng dan bertanya kayak polisi. "Mana bukumu?". Ibarat kethek (kera) ditimpuk, akupun menoleh kekanan dan kiri. bingung mau jawab apa. "Lupa bawa,Pak",ujarku. "Nah itu buku apa ? ", todongnya. Wah, dasar anak perawan berhati preman, bisa-bisanya dia melihat buku sialan itu. Padahal sudah aku sembunyiin di bawah tasku. Rupanya sampul bukunya agak mengintip eluar karena tadi buru-buru memasukkannya. "Anu,Pak. Ini bukan buku saya. Ini buku adik saya. Tadi kebawa karena buru-buru.".

Jederrr,,, langsung saja, ibarat Taufik Hidayat men-smash lawannya di Olimpiade Beijing, semprotan-semprotan dosenku keluar dan langsung mancep dipikiranku. Dia bilang kalo ini mata kuliah statistik, bukan seni rupa. Dia juga bilang kalau aku mau mengolah data pake diukir segala apa. dan segala macem-macemnya. Bukan itu saja. Akhir jam kuliahnya, aku disuruh ke ruangannya.Dasar apes, aku disuruh untuk buat makalah tentang arti statistik pada jaman kuno, bagaimana polanya, dan bagaimana orang melakukan sensus pada jaman Romawi kuno,dan sebagainya. Satu lagi, aku disuruh untuk memberi gambar dimakalah itu. Gambar harus digambar dengan tangan pula. Itu karena dihubungkan dengan seni rupanya itu. Semua gara-gara buku sialan itu. Coba kalau dari kecil aku sudah nurut apa kata Bokap, pasti nggak bakalan ada itu makalah Kesenian Rupa dari Statistik. Menjengkelkan...

-Uang merupakan hamba yang sangat baik, tetapi tuan
yang sangat buruk-

What A Wonderful Yesterday

Gila, baru pertama kali ini, aku merasakan panik banget. Kenapa nggak, masalahnya kemarin itu waktunya untuk memberi undangan event yang aku bikin, ke sekolah tujuan akhir. Nah, kalau sudah diterima undangannya sama itu sekolah, aku dapet stempel dan kontak person sebagai bukti undangan sudah nyampai ke tangan yang bersangkutan di dalam sebuah kertas. Njlalah (pasti orang sselain Jawa ngga tau bahasa ini), waktu aku mau nyerahin undangan terakhir itu,kok tiba-tiba kertas tanda bukti aku menghilang. Aku cari kemana-mana, di dalam atau di luar tas pun ngga ada.

Anehnya, tadi waktu di rumah, kertas itu sudah aku masukin rapat-rapat ke dalam tasku. Tiba-tiba hilang begitu aja. Heran,donk. Panik, pastilah !!. Gimana nggak, yang bikin kertas kumel itu berharga bak sertifikat rumah kan karena di dalamnya ada sembilan tandatangan dan stempel sekolah lain yang sudah aku datengin. Kebayang kalau hilang, berarti aku harus datengin lagi setiap sekolah dan mengemis tandatangan dan stempel sekolahnya. Iya kalau langsung diberi, waktu itu aja ada satu sekolah yang lama buanget ngasih stempelnya, hanya karena ditinggal gurunya mengajar. Aduh, bisa-bisa tua dijalan aku. Kodonglah aku (bahasa Makassar, artinya kasihan,red).

Begitu tahu kertas tanda bukti raib di depan mataku, aku langsung menelpon rumah untuk minta tolong mencarikan di rumah. Mereka bilang nggak ada dimana-mana. Waduh, sudah jatuh ketimpa tangga, kepleset pula. Sial bener nasibku. Saking nggak percaya aku sama orang rumah, aku bela-belain buat pulang demi nyari sendri kertas itu. Alhasil memang nggak ada dimana-mana. Lututku lemes banget. Ngga bisa membayangkan gimana marahnya si bos kalau kertas itu sampai hilang, apalagi karena kecerobohanku. Wahh !!1
Tapi, pepatah orang tua ku memang ngga ada matinya. Mereka bilang kalau Tuhan itu ngga pernah taidur alias tidur. Kalau kamu minta dan yakin, seaneh apapun permintaan mu pasti dikabulin. Cuma masuk akal, tapi akalnya siapa aku nggak tahu. Waktu dijalan sambil mecucu, aku minta sama Tuhan supaya kertas itu ketemu. Dalam bentuk utuh pastinya. Aku sudah mikir yang nggak-nggak, umpama kertas itu jatuh ke dalam got, ditemu orang terus dibuang ke tempat sampah karena dianggap kertas ngak jelas, sampai dibuat bungkus gorengan sama tukang gorengan.

Waktu dirumah tadi, sambil mengurangi pahal puasa dengan marah2, aku membuat lagi tanda bukti yang baru. Bener bener baru ! Kosongan tanpa ada stempel atau CP siapapun. Sambil berpiir pula kalau harus kembali ke satu persatu sekolah yang sudah aku datengin.
Dasar Dewi fortuna memang bikin happy (memangnya Dewi Persik aja yang bisa bikin happy), tiba-tiba waktu aku sudah menginjakan kaki di sekolah tempat "nyawaku" hilang tadi, tiba-tiba... TAK TAK DUK DUK DES. Aku melihat secuil bayangan (halah), alias sehelai, selembar, sebuah, atau seapapun itulah,kertas tanda buktiku yang hilang !!. TA DA !! Akhirrrrnyaa. Hufff.. Waktu aku buka tuh kertas sialan, aku melihat stempel2 nya yang membuat mataku langsung kinclong, kayak ketemu Titi Kamal lah. Seneng bukan main lah. Langsung aku sujud seketika itu pula. Legaaa rasane. Dasar Wong Jowo tenan, sudah sial, masih adja untung.

Yah, walaupun sudah mengorbankan satu buah kuliah pada hari naas itu, tapi akhirnya tetap lega. Kalau ada lagu Cinta ini Membunuhku, aku bakalan mengganti dengan Kertas ini Membunuhku. Pancene...!1


-Every man suffers pain, either the pain of hard work, or the pain of regrets-

Senin, 08 September 2008

Seolah-olah Happy, Padahal Memeti

wah, lumayan. Mumpung punya kesempatan buat nulis-nulis, sekarang pengen berbagi macem2 kisah lagi,ah. lumayan, selain bisa nambah isi blog baru ( alias kemaruk), pengen juga pamer ke temen2. Malu donk kalo dipamerin tapi nggak ada isinya.

Ngomongin tentang malu, ko kayaknya aku masih malu-malu dikerjaanku ini ya. Padahal kalo dihitung-hitung, aku udah aga lama. Yah, boleh dibilang bukan anak baru lagi sih. Tapi tetep aja perasaan untuk berbuat sesuatu itu masih dihinggapi sama perasaan sungkan. Aslinya sih, justru di tempat kerjaanku ini dituntut untuk berperilaku malu-maluin. Tapi yang kreatif pastinya. Yaweslah
.
Tapi, mau sampai kapan ya aku harus kayak begini. Mending aku keluar aja ??, Eits, tapi itu bukan pilihan yang bagus juga. Mau menghindar, ngga bakalan bisa. Bisanya cuma satu aja, membuat semua jadi enjoy dan menyenangkan. Tetep fokus, yang penting. Kayak kata "sebuah" mbak di tempat kerjaan ini, fokus itu ketika kita liat komputer, yang dilihat bukan hanya LCD,Keyboard, atopun CPU nya aja, tapi keseluruhan. Dan bukan dari satu sisi aja, tapi dari keseluruhan sisi. Biar tahu apa bentuknya, apa gunanya, bahkan sampai darimana itu berasal. Focus is the first lesson

Cukup sini aja, bentar dulu. berikutnya akan ada lesson-lesson menarik lainnya.
- be your self-

Kenapa Harus Mengeluh Sih ??

Kadang ada beberapa orang yang dalam hidupnya kerjaannya mengeluh melulu. Yang kerjaannya ngga enaklah, yang gajinya nggak naik-naiklah, ato keluarganya yang berantakan. Orang itu seharusnya sadar, kenapa Tuhan memberi itu semua. Kadang, aku juga nggak nyangka, ada juga orang yang cuma bisanya menuntut. Dan itu pasti diawali juga lagi-lagi dengan mengeluh.
Aduh,Halah,Ah, dan kata-kata yang lain yang sering diucapkan sama si pengeluh tadi. Belum tahu dia, kalo Tuhan sudah bosen mengurus dia, bakal dicabut keseluruhan tentang dirinya. Padahal juga, Tuhan itu nggak kurang-kurangnya memberi nikmat yang turah-turah.
Yah, semua itu memang ada hikmahnya. Kadang kita berbicara A, Tuhan ngasihnya B. Ato kita minta E, Tuhan ngasihnya angka 8. Tapi ya itu lah Dia. Sang Pencipta. Nggak ada yang bakal tahu apa yang bakalan terjadi di kemudian hari. Mudah-mudahan kita diberi pemaknaan yang tepat, kenapa koq ini semua terjadi kepada kita. Kita nggak usah minta pun, Tuhan tetap ngasih hal yang paling baik buat kita. Cuma kitanya yang memang benar-benar harus mengerti kenapa Tuhan memberi kita "SESUATU" .

Powered By Blogger